Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Violation Search

Selasa, 13 Desember 2011

Image Stabilizer, fitur penting pada kamera digital

Image Stabilizer, fitur penting pada kamera digital



Salah satu fitur penting yang berpengaruh pada kualitas hasil foto adalah image stabilizer atau penstabil gambar.Fungsi fitur ini adalah untuk meredam getaran tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi blur. Sering tanpa disadari, tangan kita sebenarnya tidak bisa benar-benar kokoh dalam menggenggam kamera.
Prinsip kerja fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Para produsen kamera menganut dua versi kompensasi mekanik yang berbeda, yaitu dengan prinsip lens-shift (menambahkan elemen stabilizer pada lensa) dan sensor-shift (stabilizer dipadukan pada sensor). Keduanya meski berbeda secara teknis namun pada prinsipnya sama saja.
Sistem stabilizer yang paling umum dijumpai adalah stabilizer dengan prinsip lens-shift yang tertanam pada lensa. Sebagian besar kamera digital bahkan lensa kamera DSLR pun memakai stabilizer berjenis ini. Prinsipnya, getaran tangan yang dideteksi oleh sensor akan diproses secara digital lalu elemen stabilizer pada lensa akan digerakkan secara berlawanan arah terhadap arah getaran tangan.
Berbeda seperti prinsip lens-shift, pada kamera dengan prinsip sensor-shift sistem stabilizer dipadukan dengan sensor kamera itu sendiri. Jadi sensor pada kamera yang menganut prinsip sensor-shift bisa bergerak untuk mengimbangi getaran tangan yang terdeteksi. Sebagian besar kamera DSLR seperti Pentax, Sony dan Olympus menerapkan sistem ini sehingga fitur stabilizer bisa digunakan dengan apapun lensa yang dipakai.
Penamaan fitur image stabilizer ini bisa berbeda-beda untuk tiap merk kamera, meski secara prinsip sama saja :
  • Canon             : Image Stabilizer (IS), termasuk pada lensa DSLRnya
  • Nikon              : Vibration Reduction (VR), termasuk pada lensa DSLRnya
  • Panasonic        : Optical Image Stabilizer (OIS)
  • Pentax             : Anti Shake (AS)
  • Sony                : Super Steady Shot (SSS)
  • Merk lain         : memakai nama generik yaitu Image Stabilizer (IS)
Sedangkan produsen lensa third party juga mulai menyediakan fitur stabilizer pada sebagian lensa mereka seperti :
  • Tamron            : Vibration Correction (VC)
  • Sigma              : Optical Stabilizer (OS)
Pada kondisi seperti apakah fitur stabilizer ini terasa manfaatnya?
 Paling tidak ada dua kondisi yang membutuhkan adanya fitur stabilizer, yaitu saat memotret memakai kecepatan rendah dan saat memakai lensa dengan fokal panjang (tele). Memang getaran tangan saat memotret tidak selalu berakibat pada hasil foto menjadi blur. Apaalaagi pada saat memakai kecepatan shutter yang tinggi, getaran yang dialami oleh kamera tidak berdampak apa-apa karena waktu antara tombol rana ditekan hingga foto diambil hanya dalam kisaran mili detik. Namun saat memakai kecepatan rendah, misalnya 1/20 detik atau lebih lambat, getaran tangan akan mulai berpotensi mengganggu. Bahkan saat memakai kecepatan sangat rendah seperti 1 detik, penggunaan fitur stabilizer sudah tidak efektif lagi dan untuk itu perlu memakai tripod.

Ada satu pedoman klasik dalam fotografi dimana untuk menghasilkan foto yang terhindar dari blur akibat getaran tangan, gunakanlah kecepatan shutter yang berkebalikan dengan posisi panjang fokal yang digunakan. Jadi misal kita memakai lensa dengan fokal 300mm, maka dibutuhkan nilai kecepatan shutter sekurangnya 1/300 detik untuk hasil yang aman dari blur. Dengan kata lain, bila memakai kecepatan shutter yang lebih rendah dari 1/300 detik maka hasil foto beresiko blur. Bandingkan bila memakai lensa wide dengan fokal misalnya 30mm. Sesuai pedoman di atas, maka diperlukan kecepatan shutter 1/30 detik supaya hasil foto tidak blur. Kesimpulannya, semakin panjang fokal lensa maka potensi blur akibat getaran tangan semakin besar. 

Bagaimana membuktikan kalau fitur stabilizer ini benar-benar bekerja sesuai teorinya?


Prinsipnya, dengan memakai fitur stabilizer, kita bisa memotret dengan kecepatan shutter yang lebih rendah bisa dibanding dengan memakai kamera tanpa fitur stabilizer. Jadi untuk membuktikan kinerja fitur ini cukup mudah, yaitu dengan mencoba memotret dengan kecepatan rendah. Produsen biasanya mengklaim kalau fitur stabilizer buatannya mampu bekerja antara 2 sampai 4 stop lebih rendah. 

Contoh kasus, misalnya bila tanpa stabilizer kita hanya bisa memotret dengan kecepatan terendah 1/100 detik (bila lebih rendah dari itu hasilnya akan goyang), lalu saat memakai stabilizer kita bisa memakai kecepatan hingga 1/20 detik, maka artinya efektivitas fitur stabilizer tersebut sekitar 2 stop lebih rendah.

Fitur stabilizer pun bisa dimanfaatkan untuk menstabilkan getaran tangan saat merekam video. Meski tidak berlaku untuk semua kamera digital, tapi umumnya fitur stabilizer bisa berfungsi baik saat memotret maupun merekam video. Tanpa fitur stabilizer, getaran tangan bisa terlihat saat video yang direkam itu diputar ulang. Getaran akan tampak lebih parah saat fokal lensa yang digunakan cukup panjang.

Tips memaksimalkan fitur stabilizer

Fitur stabilizer ini bertujuan membantu meredam getaran tangan, adapun hasilnya sangat bervariasi tergantung akan banyak faktor. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat hasil yang maksimal dari fitur stabilizer ini :
  • Kebanyakan orang merasa dengan telah memiliki kamera berfitur stabilizer, dia bisa memotret dengan kondisi tangan yang bergerak-gerak. Padahal sebelum memotret pastikan posisi tubuh dan tangan sudah diam dan stabil. Ini akan mempermudah fungsi stabilizer dalam bekerja.
  • Fitur stabilizer mulai bekerja saat tombol rana ditekan setengah, dan untuk mencapai kinerja terbaik fitur ini perlu sedikit waktu. Untuk itu jangan langsung menekan tombol rana terlalu cepat karena ada kemungkinan foto diambil saat fitur ini belum mencapai hasil terbaiknya.
  • Saat memotret tanpa tripod, hindari memakai kecepatan shutter yang terlalu rendah. Semakin rendah kecepatan shutter maka kerja stabilizer akan semakin berat. Pada kecepatan sangat rendah fitur stabilizer sudah tidak ada gunanya, itulah mengapa dibutuhkan tripod.
  • Karena adakalanya meski sudah memakai stabilizer hasilnya masih juga blur, ada baiknya memakai fasilitas multi shot. Misalnya ambil tiga atau empat secara sekaligus, lalu pilih foto yang terbaik. Dengan demikian peluang medapat foto yang tajam semakin besar.

0 komentar:

Posting Komentar