RAGAM JENIS KAMERA
Ada beberapa kamera berukuran kecil, tidak mahal, dan mudah
dipakai, sedangkan lainnya lagi berukuran besar, berat, dan relative
lebih rumit. Masing – masing jenis kamera yang berbeda telah dirancang
dengan memperhatikan tipe-tipe kerja dan pemakai kamera tertentu.
Kamera – kamera kecil ukuran saku memakai film sempit , hanya mempunyai lebar 16 mm yang dikenal dengan ukuran 110.
Kamera dengan ukuran yang lebih kecil memakai film yang lebih kecil lagi.
Kamera dengan ukuran yang lebih kecil memakai film yang lebih kecil lagi.
Ukuran atau format film yang paling populer adalah 35 mm , yang
memakai film dengan lebar 35 mm . Banyak kamera memakai film gulungan
dengan 12, 24, atau 36 bidikan
( isi 12, 24 atau 36) , tetapi ada beberapa film berukuran besar.
( isi 12, 24 atau 36) , tetapi ada beberapa film berukuran besar.
Ada dua tipe utama kamera jenis 35 mm , yaitu pandangan langsung dan pantulan.
Jenis pandangan langsung dilengkapi dengan lubang pengintip pandangan ( View finder = jendela bidik) yang memungkinkan pengambil gambar mengarahkan kameranya kearah yang tepat . Ini adalah jenis yang kaca penglihatannya terpisah dari lensa yang memfokuskan citra gambar ke atas film. Jenis ini juga disebut kamera rangefinder (Rangefinder Camera) Kamera jenis ini biasanya bentuknya sangat kompak dan ringkas, malahan sekarang lebih banyak yang serba otomatis termasuk lampu kilatnya yang sudah ada di badan kamera yang akan menyala sendiri kalau diperlukan . Karena mudah, praktis dan harganya lebih murah , kamera ini paling banyak dipergunakan orang . Ciri ciri dan sekaligus kelemahan dari kamera ini adalah adanya jendela pengamat ( viewfinder _ window) yang ada diatas lensa kamera . Disini pemotret melihat subjek pemotretan melalui jendela pengamat yang ada diatas lensa. Sedang film “melihat “ subyek yang ada dibawah jendela pengamat. Sehingga ada perbedaan antara pandangan pemotret dan film yang merekam gambar. Perbedaan tersebut dinamakan Paralax
Jenis pandangan langsung dilengkapi dengan lubang pengintip pandangan ( View finder = jendela bidik) yang memungkinkan pengambil gambar mengarahkan kameranya kearah yang tepat . Ini adalah jenis yang kaca penglihatannya terpisah dari lensa yang memfokuskan citra gambar ke atas film. Jenis ini juga disebut kamera rangefinder (Rangefinder Camera) Kamera jenis ini biasanya bentuknya sangat kompak dan ringkas, malahan sekarang lebih banyak yang serba otomatis termasuk lampu kilatnya yang sudah ada di badan kamera yang akan menyala sendiri kalau diperlukan . Karena mudah, praktis dan harganya lebih murah , kamera ini paling banyak dipergunakan orang . Ciri ciri dan sekaligus kelemahan dari kamera ini adalah adanya jendela pengamat ( viewfinder _ window) yang ada diatas lensa kamera . Disini pemotret melihat subjek pemotretan melalui jendela pengamat yang ada diatas lensa. Sedang film “melihat “ subyek yang ada dibawah jendela pengamat. Sehingga ada perbedaan antara pandangan pemotret dan film yang merekam gambar. Perbedaan tersebut dinamakan Paralax
Kamera refleks memakai sistem kaca penglihat dengan sebuah cermin
untuk memantulkan sinar . Kamera refleks dengan lensa kembar (twin lens
refleks ) mempunyai dua lensa yang persis sama. Yang satu memfokuskan
citra kefilm dan yang lainnya membentuk citra yang sama kekaca
penglihatan.
Kamera refleks dengan lensa tunggal (Single Lens Refleks) lebih
populer dipergunakan orang baik amatir maupun profesional. Lensa yang
akan memfokuskan citra di atas film juga akan membentuk citra pada kaca
penglihatan. Perbedaan pandangan atau Paralax yang terjadi pada kamera
Rangefinder camera tidak terjadi / ada pada kamera single lens refleks =
SLR , karena apa yang dilihat pemotret melalui pengamat /jendela bidik
(view finder) adalah refleksi bayangan subyek yang melewati suatu lensa
yang sama juga akan mengenai film. Jadi apa yang dilihat pemotret
melaluik view finder sama seperti apa yang dilihat film. Dengan
demikian pemotret bisa lebih mudah mengatur baik ketajaman (focus)
maupun komposisi gambar.
Keunggulan lain dari kamera SLR adalah lensanya yang dapat diganti-ganti sesuai dengan keinginan pemotret. Misalnya lensa tele, lensa sudut lebar, lensa macro dll.
Keunggulan lain dari kamera SLR adalah lensanya yang dapat diganti-ganti sesuai dengan keinginan pemotret. Misalnya lensa tele, lensa sudut lebar, lensa macro dll.
BAGIAN-BAGIAN YANG BEKERJA
Kamera adalah alat yang khusus dirancang untuk merekam gambar pada
film yang peka cahaya . Banyak macam kamera dan berbeda- beda, tetapi
hampir semuanya bekerja dengan cara yang sama.
Salah satu kamera yang paling populer adalah kamera refleks dengan lensa tunggal
( Single Lens Refleks = SLR)
Salah satu kamera yang paling populer adalah kamera refleks dengan lensa tunggal
( Single Lens Refleks = SLR)
Sebuah kamera pada dasarnya adalah sebuah kotak anti cahaya. Sebuah
lensa dipasang di satu sisi dan film diletakan di dalam kotak,
membelakangi lensa. Sinar dicegah sehingga tidak masuk kedalam kotak
oleh sebuah pengatur cahaya, sejenis penutup , yang terletak dibelakang
lensa. Pada saat ditutup , pengatur cahaya menghentikan sinar yang akan
masuk melalui sebuah lobang , yaitu sebuah celah di badan kamera.
Cahaya yang memasuki lensa camera SLR = Single Lens Refleks akan
dipantulkan keatas oleh sebuah kaca. Bagian atas kamera , sebuah kotak
yang dibentuk khusus dan terbuat dari kaca yang disebut prisma segi
lima, akan memantulkan cahaya/sianar keluar melalui kaca penglihat (
kaca yang digunakan untuk menglihat objek yang akan dipotret). Jenis
kamera yang lain memiliki kaca penglihat yang terpisah dari pengatur
cahaya dan lensanya.
Jika pemakai kamera ingin mengambil gambar atau membidik, gambar seperti nyatanya
( yang akan direkam pada film ) dapat dilihat di dalam kaca penglihat ( view finder). Pada saat yang tepat, pengatur cahaya akan terbuka dengan menekan tombol yang disebut pembuka pengatur cahaya. Pada kamera jenis SLR, kaca akan terlontar ke atas dan sukar dicapai, sehingga memungkinkan sinar lewat melalui lensa dan mencapai film. Lensa membelokan berkas sinar sehingga dapat membuat gambar yang lebih tajam di atas film. Jumlah berkas sinaryang harus dibelokan atau dipantulkan tergantung pada berapa jauh jarak anatara benda ( objek dan kamera). Pembiasan diatur dengan memutar cincin pemfokus pada lensa. Beberapa klamera memakai focus tetap yang sesuai untuk pengambilan gambar objek yang berjarak jauh ataupun dekat.
( yang akan direkam pada film ) dapat dilihat di dalam kaca penglihat ( view finder). Pada saat yang tepat, pengatur cahaya akan terbuka dengan menekan tombol yang disebut pembuka pengatur cahaya. Pada kamera jenis SLR, kaca akan terlontar ke atas dan sukar dicapai, sehingga memungkinkan sinar lewat melalui lensa dan mencapai film. Lensa membelokan berkas sinar sehingga dapat membuat gambar yang lebih tajam di atas film. Jumlah berkas sinaryang harus dibelokan atau dipantulkan tergantung pada berapa jauh jarak anatara benda ( objek dan kamera). Pembiasan diatur dengan memutar cincin pemfokus pada lensa. Beberapa klamera memakai focus tetap yang sesuai untuk pengambilan gambar objek yang berjarak jauh ataupun dekat.
Jumlah sinar yang mengenai film harus diatur dengan cermat. Hal ini
dapatdilakukan dengan dua cara . Lubang di depan lensa dapat dibuat
membesar atau mengecilkan untuk mengubah jumlah sinar yang memasuki
kamera. Selain itu , panjang waktu saat pengatur cahaya terbuka dapat
diatur dengan mengubah kecepatan pengatur cahaya (speed). Kamera yang
paling moderen mempunya pengukur cahaya yang sudah terpasang untuk
mengukur kecerahan dari pemandangan didepan kamera. Kamera-kamera itu
menggunakan alat ini untuk mengatur lubang dan kecepatan cahaya secara
otomatis.
FILM
Untuk ‘menangkap’ sinar/cahaya pantulan dari subyek yang kita foto
kita memrlukan film. Bahan dasar film adalah lembaran plastic
transparan dimana pada salah satu sisinya dilapisi bahan-bahan kimia
yang peka terhadap cahaya /sinar, lapisan tersebut disebut emulsi. Pada
film negative bagian emulsi yang kena sinar akan tetap melekat pada
plastic setelah film tersebut dicuci, sedangkan bagian yang tidak kena
sinar emulsinya akan rontok semua sehingga plastic menjadi bening
kembali.
Beberapa jenis film ada yang lebih peka terhadap cahaya daripada
film-film lainnya. Film-film ini membutuhkan cahaya yang sedikit untuk
membuat gambar. Ketika pemotret mengatur lubang dan kecepatan pengatur
cahaya untuk membuka lapisan film agar jumlah sinar nya tepat, maka
kepekaan film atau kecepatan film harus diperhitungkan . Film dengan
kecepatan tinggi lebih peka
Kepekaan (kecepatan bereaksi) sebuah film terhadap sinar tergantung dari ISO nya (dulu namanya ASA = American Standards Assosation) . ASA/ ISO ( International Standards Organisation) adalah satuan yang menunjukan kecepatan film bereaksi dengan sinar
Semakin tinggi ISO filmnya semakin peka dia untuk menerima cahaya (kecepatan cahayanya tinggi)
Ditoko toko bisa kita dapatkan bermacam-macam film dengan berbagai ISO, dari ISO 25 sampai dengan ISO 3200. Angka ISO selalu tertera pada kantong dan selongsongan setiap film yang kita beli.
Kepekaan (kecepatan bereaksi) sebuah film terhadap sinar tergantung dari ISO nya (dulu namanya ASA = American Standards Assosation) . ASA/ ISO ( International Standards Organisation) adalah satuan yang menunjukan kecepatan film bereaksi dengan sinar
Semakin tinggi ISO filmnya semakin peka dia untuk menerima cahaya (kecepatan cahayanya tinggi)
Ditoko toko bisa kita dapatkan bermacam-macam film dengan berbagai ISO, dari ISO 25 sampai dengan ISO 3200. Angka ISO selalu tertera pada kantong dan selongsongan setiap film yang kita beli.
LENSA DAN FOKUS
Kerja dasar lensa kamera adalah untuk membentuk gambar yang tajam
dioatas film . Tanpa lensa , gambar akan menjadi kabur. Lensa kamera
yang paling sederhana adalah selembar kaca atau plastic yang dibentuk
seperti kaca pembesar. Kamera yang lebih maju menggunakan lengsa yang
canggih yang disebut lensa majemuk. Lensa lensa ini dibuat dengan
menggabungkan secara dekat beberapa lensa atau elemen sederhana. Lensa
majemuk menghasilkan gambar yang lebih terang dan lebih banyak sinar
untuk mencapai film dan memperbaiki kesalahan pada lensa sederhana ,
terutama kesalahan tentang penyimpangan warna-warna dan pengaburan
sisis-sisi gambar.
Bayangan difokuskan dengan cara memutar cincin pemfokus lensa.
Didalam kaca penglihatan dari kamera SLR, pengambilan gambar melihat
citra yang semakin jelas dan semakin jelas sampai citra kemudian
terfokuskan dengan tajam. Beberapa kamera mempunyai lensa yang dapat
ditukar tukar. Satu lensa dapat diambil dan diganti lensa lain yang
membuat subyek tampak lebih besar atau lebih kecil.
Dengan memakai Kamera SLR kita mempunyai kemungkinan untuk mengganti berbagai jenis lensa. Dengan demikian kita bisa lebih berkreasi untuk menghasilkan efek tertentu pada subyek yang difoto.
Dengan memakai Kamera SLR kita mempunyai kemungkinan untuk mengganti berbagai jenis lensa. Dengan demikian kita bisa lebih berkreasi untuk menghasilkan efek tertentu pada subyek yang difoto.
Jenis lensa dapat diketahui dari panjang fokalnya. Panjang fokal dari
suatu lensa biasanya tertulis dibagian depan , misalnya : 50 mm .
Secara sederhana bisa dikatakan bahwa panjang fokal adalah jarak antara
lensa dan bidang film pada saat lensa tersebut fokusnya pada titik tak
terhingga . Biasanya kamera yang kita beli dari toko sudah dilengkapi
dengan lensa 50 mm , lensa tersebut adalah lensa standart atau lensa
normal Lensa standar artinya lensa yang mempunyai sudut pandang hampir
sama dengan pandangan manusia.
Sedangkan lensa yang mempunyai panjang fokal yang lebih kecil dari 50mm ,misalnya 35 mm,28 mm, 20 mm, dan sebagainya disebut lensa sudut lebar (wide angled)
Dimana lensa tersebut mempunyai sudut pandang lebih besar dari pandangan manusia. Makin pendek fokalnya, makin lebar sudut pandangnya.
Sedangkan lensa yang mempunyai panjang fokal yang lebih kecil dari 50mm ,misalnya 35 mm,28 mm, 20 mm, dan sebagainya disebut lensa sudut lebar (wide angled)
Dimana lensa tersebut mempunyai sudut pandang lebih besar dari pandangan manusia. Makin pendek fokalnya, makin lebar sudut pandangnya.
Lensa yang mempunyai panjang fokal lebih dari 50 mm misalnya 135 mm ,
2300 mm, 300 mm dansebagainya disebut dengan lensa tele. Lensa tersebut
sudut pandangnya lebih sempit . Makin panjang , panjang fokoalnya makin
sempit sudut pandangnya.
Selain lensa – lensa dengan panjang fokal yang tetap ( FIXED FOCAL
LENGTH), seperti yang kita bahas diatas masih ada lagi lensa yang
disebut ZOOM LENS . Lensa ZOOM adalah lensa yang panjang fokalnya bisa
diubah ubah misalnya 28 mm s.d 135 mm, 35mm – 70 mm dsb.
PENGATUR CAHAYA
Pengatur cahaya sebuah kamera ( Shutter Speed Dial = Kecepatan rana)
akan mengatur panjang waktu yang memungkinkan sinar jatuh keatas
film.Didalam kamera didepan bidang film ada sebuah layer atau rana yang
bisa membuka – menutup denga selang waktu tertentu. Lamanya selang
waktu antara rana tertutup – terbuka – tertutup lagi bisa diatur melalui
sebuah tombol yang ditandai dengan angka angka 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60,…
, 1000, 2000.aAngka tersebut artinya 1/ …. detik. . Banyak kamera
memungkinkan pengambilan gambar untuk memilih kecepatan pengatur cahaya
dari rentang 1/2000 detik yang merupakan ukuran terkecil sampai
beberapa detik. Tiap-tiap kecepatan besarnya adalah setengah dari
kecepatan sebelumnya. Rentang itu bisa jadi 1/2000, 1/1000, 1/500,
1/250, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, dan seterusnya. Jadi misalnya kita pasang
tombol kecepatan rana pada angka 125, maka kalau kita menejkan tombol
pelepas rana akan membuka selama 1/125 detik kemudian menutup lagi.
Dengan mengatur klecepatan rana kita bisa mengatur banyaknya sinar yang
mengenai film. Kalau subyek pemotretan gelap kita harus membuka rana
lambat, misalnya ½ detik bila obyek pemotretan terang kita membuka rana
cepat , misalnya 1/125 detik.
Ada juga pengatur ‘B’ yang memungkinkan pengambilan gambar membuka dan menutup pengatur cahaya (daun Rana) secara manualuntuk mendapatkan pengelupasan film selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam. Ini biasanya pemotretan di malam hari yang pencahayaannya kurang.
Kecepatan pengatur cahaya dipilih , baik secara otomatis oleh elektronik kamera maupun secara manual dengan memutar kecepatan pengatur cahaya (shutter speed dial).
Ada juga pengatur ‘B’ yang memungkinkan pengambilan gambar membuka dan menutup pengatur cahaya (daun Rana) secara manualuntuk mendapatkan pengelupasan film selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam. Ini biasanya pemotretan di malam hari yang pencahayaannya kurang.
Kecepatan pengatur cahaya dipilih , baik secara otomatis oleh elektronik kamera maupun secara manual dengan memutar kecepatan pengatur cahaya (shutter speed dial).
Pengatur cahaya dapat berupa salah satu dari tipe diafragma pengatur
cahaya atau bidang pengatur cahaya focus. Banyak kamera kompak yang
dilengkapi dengan pengaturan cahaya tipe diafragma. Pengatur cahaya ini
biasanya diletakan di dalam lensa, diantara elemen-elemen lensa. Jika
kamera yang lebih moderen /maju (lengkap) dilengkapi dengan lensa-lensa
yang bisa dipertukarkan memakai pengatur cahaya diafragmanya, maka
tiap-tiap lensa harus memiliki mekanisme pengatur cahaya sendiri –
sendiri yang menyebabkan harga lensa menjadi sangat mahal. Pemakai pada
umumnya menyenangi pengatur cahaya yang terpasang didalam badan kamera.
Pengatur ini adalah bidang pengatur cahaya focus, disebut demikian
karena pengatur ini terletak persis di depan bidang (permukaan datar)
dimana bayangan difokuskan di atas film.
Pengatur cahaya diafragma membuka untuk mengelupaskan seluruh film
secara merata dalam waktu singkat . Pada kecepatan pengatur cahaya
lebih pendek dari 1/30 detik, bidang pengatur cahaya focus akan membuka
untuk membentuk semacam jendela yang akan menyapu permukaan film.
DIAFRAGMA
Diafragma sebuah kamera bekerja dengan cara yang sama seperti selaput
pelangi yang berfungsi pada mata manusia. Dalam sinar matahari yang
cerah , selaput pelangi akan menutup kebawah untuk mengurangi jumlah
sinar yang memasuki mata. Dalam ruangan yang gelap , selaput itu akan
terbuka keatas supaya lebih banyak sinar yang masuk , sehingga kita bisa
melihat sesuatu.
Diafragma sebuah kamera haruslah terbuka ke atas ataupun tertutup ke
bawah untuk mengatur jumlah sinar yang memasuki kemera dan jatuh pada
permukaan film. Dengan cara ini pengaturan jumlah sinar amat menentukan
karena pengelupasan film dengan sinar yang terlalu banyak ( dikenal
dengan pengelupasan berlebihan = over exposure) ataupun terlalu sedikit
sinar ( pengelupasan yang kurang = under exposure0 akan merusak gambar
Pada lensa subuah kamera ada gelang bertuliskan angka-angka …2; 2,8;
4; 5,6 ; 8; 11; 16; 22; dsb. Gelang ini berhubungan dengan suatu alat
berupa lempengan –lempengan baja tipis didalam lensa yang membentuk satu
lubang. Lubang inilah yang disebut DIAFRAGMA, sedangkan angka-angka
yang tertera pada gelang difragma adalah skala diafragma .
Diafragma terdiri atas sebuah cincin dari kepingan logam yang tumpang tindih . Jika cincin lubang yang melingkar diluar lensa ( gelang) di putar oleh pengambil gambar /pemotret, maka lempengan diafragma akan berayun memutar dan sebuah lubang terbuka ditengahnya. Semakin banyak cincin diputar semakin besar lubang yang terjadi. Sebuah lubang lensa / diafragma ditunjukan oleh angka f atau f stop – nya. Angka f dihitung dengan membagi panjang focus lensa dengan garis tengah lubangnya. Oleh sebab itu , sebuah lensa 50 mm mempunyai lubang 25 mm akan diatur ke f2. Lensa – lensa sejenis yang diatur pada f-stop yang sama akan memungkinkan sinar yang kira kira sama dilaluinya.
Besar kecilnya angka-angka skala difragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya lubang diafragma . Semakin besar angka skala diafragma semakin kecil lubang difraghma, demikian pula sebaliknya semakin kecil angka skala diafragma menunjukan semakin besar lubang diafragma.
Diafragma terdiri atas sebuah cincin dari kepingan logam yang tumpang tindih . Jika cincin lubang yang melingkar diluar lensa ( gelang) di putar oleh pengambil gambar /pemotret, maka lempengan diafragma akan berayun memutar dan sebuah lubang terbuka ditengahnya. Semakin banyak cincin diputar semakin besar lubang yang terjadi. Sebuah lubang lensa / diafragma ditunjukan oleh angka f atau f stop – nya. Angka f dihitung dengan membagi panjang focus lensa dengan garis tengah lubangnya. Oleh sebab itu , sebuah lensa 50 mm mempunyai lubang 25 mm akan diatur ke f2. Lensa – lensa sejenis yang diatur pada f-stop yang sama akan memungkinkan sinar yang kira kira sama dilaluinya.
Besar kecilnya angka-angka skala difragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya lubang diafragma . Semakin besar angka skala diafragma semakin kecil lubang difraghma, demikian pula sebaliknya semakin kecil angka skala diafragma menunjukan semakin besar lubang diafragma.
Dengan mengatur besar kecilnya lubang diafragma berarti kita mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk lewat lensa.
Seandainya kita memotret sesuatu, sedang subyek kita tersebut cukup
gelap, maka kita harus membuka lebar diafragma agar sinar yang masuk
cukup untuk menyinari film yang ada dalam kamera. Sebaliknya kalau
subyek kita terlalu terang , misalnya subyek dipotret disiang hari
dengan sinar matahari yang langsung mengenainya, kita harus menutup
lubang diafragma agar film tidak terlalu banyak kena sinar.
Bahan bacaan :
Graham, Ian, How It Works Series Cameras, Gloucester Press, Inggris , 1989
Hayward ARPS,Roy, The Craft of Photography. 1989
Rusmana ,Agus. Dasar-Dasar Fotografi, Armico Bandung , 1981
Soelarko,R.M, Prof.Dr. Fotografi, Bandung , 1987
Zulverdi,Ed, Mat Kodak, Graffiti Pers, Jakarta, 1989
Ardiansyah, Yulian, Tips & Trik Fotografi, Teori dan Aplikasi Belajar Fotografi, Grasindo, Jakarta, 2005.
Charpentier,Peter, Het Motief Voor Uw Foto (Motif untuk Foto Anda), Dahara Prize , Semarang, 1999.
Freininger, Andreas, The Complete Photographer,1999
Hedgecoe,John.The Photographer’s Handbook, Edbury Press, London,1985
Horton, Brian, Photojounalism Stylebook, The Associated Press,1990.
Makarios, Soekojo, Dasar Fotografi Digital,Pt.Prima Infosarana Media,
Jakarta, 2007.
Griand Giwanda, Panduan Praktis Belajar Fotografi, Puspa Swara, Jkarta 2001.
0 komentar:
Posting Komentar