Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Violation Search

Minggu, 11 Desember 2011

RAGAM JENIS KAMERA


Ada beberapa kamera berukuran kecil, tidak mahal, dan mudah dipakai, sedangkan lainnya lagi berukuran besar, berat, dan relative lebih rumit. Masing – masing jenis kamera yang berbeda telah dirancang dengan memperhatikan tipe-tipe kerja dan pemakai kamera tertentu.


Kamera – kamera kecil ukuran saku memakai film sempit , hanya mempunyai lebar 16 mm yang dikenal dengan ukuran 110.
Kamera dengan ukuran yang lebih kecil memakai film yang lebih kecil lagi.


Ukuran atau format film yang paling populer adalah 35 mm , yang memakai film dengan lebar 35 mm . Banyak kamera memakai film gulungan dengan 12, 24, atau 36 bidikan
( isi 12, 24 atau 36) , tetapi ada beberapa film berukuran besar.


Ada dua tipe utama kamera jenis 35 mm , yaitu pandangan langsung dan pantulan.
Jenis pandangan langsung dilengkapi dengan lubang pengintip pandangan ( View finder = jendela bidik) yang memungkinkan pengambil gambar mengarahkan kameranya kearah yang tepat . Ini adalah jenis yang kaca penglihatannya terpisah dari lensa yang memfokuskan citra gambar ke atas film. Jenis ini juga disebut kamera rangefinder (Rangefinder Camera) Kamera jenis ini biasanya bentuknya sangat kompak dan ringkas, malahan sekarang lebih banyak yang serba otomatis termasuk lampu kilatnya yang sudah ada di badan kamera yang akan menyala sendiri kalau diperlukan . Karena mudah, praktis dan harganya lebih murah , kamera ini paling banyak dipergunakan orang . Ciri ciri dan sekaligus kelemahan dari kamera ini adalah adanya jendela pengamat ( viewfinder _ window) yang ada diatas lensa kamera . Disini pemotret melihat subjek pemotretan melalui jendela pengamat yang ada diatas lensa. Sedang film “melihat “ subyek yang ada dibawah jendela pengamat. Sehingga ada perbedaan antara pandangan pemotret dan film yang merekam gambar. Perbedaan tersebut dinamakan Paralax


Kamera refleks memakai sistem kaca penglihat dengan sebuah cermin untuk memantulkan sinar . Kamera refleks dengan lensa kembar (twin lens refleks ) mempunyai dua lensa yang persis sama. Yang satu memfokuskan citra kefilm dan yang lainnya membentuk citra yang sama kekaca penglihatan. 


Kamera refleks dengan lensa tunggal (Single Lens Refleks) lebih populer dipergunakan orang baik amatir maupun profesional. Lensa yang akan memfokuskan citra di atas film juga akan membentuk citra pada kaca penglihatan. Perbedaan pandangan atau Paralax yang terjadi pada kamera Rangefinder camera tidak terjadi / ada pada kamera single lens refleks = SLR , karena apa yang dilihat pemotret melalui pengamat /jendela bidik (view finder) adalah refleksi bayangan subyek yang melewati suatu lensa yang sama juga akan mengenai film. Jadi apa yang dilihat pemotret melaluik view finder sama seperti apa yang dilihat film. Dengan demikian pemotret bisa lebih mudah mengatur baik ketajaman (focus) maupun komposisi gambar.
Keunggulan lain dari kamera SLR adalah lensanya yang dapat diganti-ganti sesuai dengan keinginan pemotret. Misalnya lensa tele, lensa sudut lebar, lensa macro dll.


BAGIAN-BAGIAN YANG BEKERJA


Kamera adalah alat yang khusus dirancang untuk merekam gambar pada film yang peka cahaya . Banyak macam kamera dan berbeda- beda, tetapi hampir semuanya bekerja dengan cara yang sama.
Salah satu kamera yang paling populer adalah kamera refleks dengan lensa tunggal
( Single Lens Refleks = SLR)


Sebuah kamera pada dasarnya adalah sebuah kotak anti cahaya. Sebuah lensa dipasang di satu sisi dan film diletakan di dalam kotak, membelakangi lensa. Sinar dicegah sehingga tidak masuk kedalam kotak oleh sebuah pengatur cahaya, sejenis penutup , yang terletak dibelakang lensa. Pada saat ditutup , pengatur cahaya menghentikan sinar yang akan masuk melalui sebuah lobang , yaitu sebuah celah di badan kamera. Cahaya yang memasuki lensa camera SLR = Single Lens Refleks akan dipantulkan keatas oleh sebuah kaca. Bagian atas kamera , sebuah kotak yang dibentuk khusus dan terbuat dari kaca yang disebut prisma segi lima, akan memantulkan cahaya/sianar keluar melalui kaca penglihat ( kaca yang digunakan untuk menglihat objek yang akan dipotret). Jenis kamera yang lain memiliki kaca penglihat yang terpisah dari pengatur cahaya dan lensanya.


Jika pemakai kamera ingin mengambil gambar atau membidik, gambar seperti nyatanya
( yang akan direkam pada film ) dapat dilihat di dalam kaca penglihat ( view finder). Pada saat yang tepat, pengatur cahaya akan terbuka dengan menekan tombol yang disebut pembuka pengatur cahaya. Pada kamera jenis SLR, kaca akan terlontar ke atas dan sukar dicapai, sehingga memungkinkan sinar lewat melalui lensa dan mencapai film. Lensa membelokan berkas sinar sehingga dapat membuat gambar yang lebih tajam di atas film. Jumlah berkas sinaryang harus dibelokan atau dipantulkan tergantung pada berapa jauh jarak anatara benda ( objek dan kamera). Pembiasan diatur dengan memutar cincin pemfokus pada lensa. Beberapa klamera memakai focus tetap yang sesuai untuk pengambilan gambar objek yang berjarak jauh ataupun dekat.


Jumlah sinar yang mengenai film harus diatur dengan cermat. Hal ini dapatdilakukan dengan dua cara . Lubang di depan lensa dapat dibuat membesar atau mengecilkan untuk mengubah jumlah sinar yang memasuki kamera. Selain itu , panjang waktu saat pengatur cahaya terbuka dapat diatur dengan mengubah kecepatan pengatur cahaya (speed). Kamera yang paling moderen mempunya pengukur cahaya yang sudah terpasang untuk mengukur kecerahan dari pemandangan didepan kamera. Kamera-kamera itu menggunakan alat ini untuk mengatur lubang dan kecepatan cahaya secara otomatis.


FILM


Untuk ‘menangkap’ sinar/cahaya pantulan dari subyek yang kita foto kita memrlukan film. Bahan dasar film adalah lembaran plastic transparan dimana pada salah satu sisinya dilapisi bahan-bahan kimia yang peka terhadap cahaya /sinar, lapisan tersebut disebut emulsi. Pada film negative bagian emulsi yang kena sinar akan tetap melekat pada plastic setelah film tersebut dicuci, sedangkan bagian yang tidak kena sinar emulsinya akan rontok semua sehingga plastic menjadi bening kembali.


Beberapa jenis film ada yang lebih peka terhadap cahaya daripada film-film lainnya. Film-film ini membutuhkan cahaya yang sedikit untuk membuat gambar. Ketika pemotret mengatur lubang dan kecepatan pengatur cahaya untuk membuka lapisan film agar jumlah sinar nya tepat, maka kepekaan film atau kecepatan film harus diperhitungkan . Film dengan kecepatan tinggi lebih peka
Kepekaan (kecepatan bereaksi) sebuah film terhadap sinar tergantung dari ISO nya (dulu namanya ASA = American Standards Assosation) . ASA/ ISO ( International Standards Organisation) adalah satuan yang menunjukan kecepatan film bereaksi dengan sinar
Semakin tinggi ISO filmnya semakin peka dia untuk menerima cahaya (kecepatan cahayanya tinggi)
Ditoko toko bisa kita dapatkan bermacam-macam film dengan berbagai ISO, dari ISO 25 sampai dengan ISO 3200. Angka ISO selalu tertera pada kantong dan selongsongan setiap film yang kita beli.


LENSA DAN FOKUS


Kerja dasar lensa kamera adalah untuk membentuk gambar yang tajam dioatas film . Tanpa lensa , gambar akan menjadi kabur. Lensa kamera yang paling sederhana adalah selembar kaca atau plastic yang dibentuk seperti kaca pembesar. Kamera yang lebih maju menggunakan lengsa yang canggih yang disebut lensa majemuk. Lensa lensa ini dibuat dengan menggabungkan secara dekat beberapa lensa atau elemen sederhana. Lensa majemuk menghasilkan gambar yang lebih terang dan lebih banyak sinar untuk mencapai film dan memperbaiki kesalahan pada lensa sederhana , terutama kesalahan tentang penyimpangan warna-warna dan pengaburan sisis-sisi gambar.


Bayangan difokuskan dengan cara memutar cincin pemfokus lensa. Didalam kaca penglihatan dari kamera SLR, pengambilan gambar melihat citra yang semakin jelas dan semakin jelas sampai citra kemudian terfokuskan dengan tajam. Beberapa kamera mempunyai lensa yang dapat ditukar tukar. Satu lensa dapat diambil dan diganti lensa lain yang membuat subyek tampak lebih besar atau lebih kecil.
Dengan memakai Kamera SLR kita mempunyai kemungkinan untuk mengganti berbagai jenis lensa. Dengan demikian kita bisa lebih berkreasi untuk menghasilkan efek tertentu pada subyek yang difoto.


Jenis lensa dapat diketahui dari panjang fokalnya. Panjang fokal dari suatu lensa biasanya tertulis dibagian depan , misalnya : 50 mm . Secara sederhana bisa dikatakan bahwa panjang fokal adalah jarak antara lensa dan bidang film pada saat lensa tersebut fokusnya pada titik tak terhingga . Biasanya kamera yang kita beli dari toko sudah dilengkapi dengan lensa 50 mm , lensa tersebut adalah lensa standart atau lensa normal Lensa standar artinya lensa yang mempunyai sudut pandang hampir sama dengan pandangan manusia.
Sedangkan lensa yang mempunyai panjang fokal yang lebih kecil dari 50mm ,misalnya 35 mm,28 mm, 20 mm, dan sebagainya disebut lensa sudut lebar (wide angled)
Dimana lensa tersebut mempunyai sudut pandang lebih besar dari pandangan manusia. Makin pendek fokalnya, makin lebar sudut pandangnya.

Lensa yang mempunyai panjang fokal lebih dari 50 mm misalnya 135 mm , 2300 mm, 300 mm dansebagainya disebut dengan lensa tele. Lensa tersebut sudut pandangnya lebih sempit . Makin panjang , panjang fokoalnya makin sempit sudut pandangnya.


Selain lensa – lensa dengan panjang fokal yang tetap ( FIXED FOCAL LENGTH), seperti yang kita bahas diatas masih ada lagi lensa yang disebut ZOOM LENS . Lensa ZOOM adalah lensa yang panjang fokalnya bisa diubah ubah misalnya 28 mm s.d 135 mm, 35mm – 70 mm dsb.


PENGATUR CAHAYA


Pengatur cahaya sebuah kamera ( Shutter Speed Dial = Kecepatan rana) akan mengatur panjang waktu yang memungkinkan sinar jatuh keatas film.Didalam kamera didepan bidang film ada sebuah layer atau rana yang bisa membuka – menutup denga selang waktu tertentu. Lamanya selang waktu antara rana tertutup – terbuka – tertutup lagi bisa diatur melalui sebuah tombol yang ditandai dengan angka angka 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60,… , 1000, 2000.aAngka tersebut artinya 1/ …. detik. . Banyak kamera memungkinkan pengambilan gambar untuk memilih kecepatan pengatur cahaya dari rentang 1/2000 detik yang merupakan ukuran terkecil sampai beberapa detik. Tiap-tiap kecepatan besarnya adalah setengah dari kecepatan sebelumnya. Rentang itu bisa jadi 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, dan seterusnya. Jadi misalnya kita pasang tombol kecepatan rana pada angka 125, maka kalau kita menejkan tombol pelepas rana akan membuka selama 1/125 detik kemudian menutup lagi. Dengan mengatur klecepatan rana kita bisa mengatur banyaknya sinar yang mengenai film. Kalau subyek pemotretan gelap kita harus membuka rana lambat, misalnya ½ detik bila obyek pemotretan terang kita membuka rana cepat , misalnya 1/125 detik.
Ada juga pengatur ‘B’ yang memungkinkan pengambilan gambar membuka dan menutup pengatur cahaya (daun Rana) secara manualuntuk mendapatkan pengelupasan film selama beberapa menit atau bahkan beberapa jam. Ini biasanya pemotretan di malam hari yang pencahayaannya kurang.
Kecepatan pengatur cahaya dipilih , baik secara otomatis oleh elektronik kamera maupun secara manual dengan memutar kecepatan pengatur cahaya (shutter speed dial).


Pengatur cahaya dapat berupa salah satu dari tipe diafragma pengatur cahaya atau bidang pengatur cahaya focus. Banyak kamera kompak yang dilengkapi dengan pengaturan cahaya tipe diafragma. Pengatur cahaya ini biasanya diletakan di dalam lensa, diantara elemen-elemen lensa. Jika kamera yang lebih moderen /maju (lengkap) dilengkapi dengan lensa-lensa yang bisa dipertukarkan memakai pengatur cahaya diafragmanya, maka tiap-tiap lensa harus memiliki mekanisme pengatur cahaya sendiri – sendiri yang menyebabkan harga lensa menjadi sangat mahal. Pemakai pada umumnya menyenangi pengatur cahaya yang terpasang didalam badan kamera. Pengatur ini adalah bidang pengatur cahaya focus, disebut demikian karena pengatur ini terletak persis di depan bidang (permukaan datar) dimana bayangan difokuskan di atas film.


Pengatur cahaya diafragma membuka untuk mengelupaskan seluruh film secara merata dalam waktu singkat . Pada kecepatan pengatur cahaya lebih pendek dari 1/30 detik, bidang pengatur cahaya focus akan membuka untuk membentuk semacam jendela yang akan menyapu permukaan film.


DIAFRAGMA 


Diafragma sebuah kamera bekerja dengan cara yang sama seperti selaput pelangi yang berfungsi pada mata manusia. Dalam sinar matahari yang cerah , selaput pelangi akan menutup kebawah untuk mengurangi jumlah sinar yang memasuki mata. Dalam ruangan yang gelap , selaput itu akan terbuka keatas supaya lebih banyak sinar yang masuk , sehingga kita bisa melihat sesuatu.


Diafragma sebuah kamera haruslah terbuka ke atas ataupun tertutup ke bawah untuk mengatur jumlah sinar yang memasuki kemera dan jatuh pada permukaan film. Dengan cara ini pengaturan jumlah sinar amat menentukan karena pengelupasan film dengan sinar yang terlalu banyak ( dikenal dengan pengelupasan berlebihan = over exposure) ataupun terlalu sedikit sinar ( pengelupasan yang kurang = under exposure0 akan merusak gambar


Pada lensa subuah kamera ada gelang bertuliskan angka-angka …2; 2,8; 4; 5,6 ; 8; 11; 16; 22; dsb. Gelang ini berhubungan dengan suatu alat berupa lempengan –lempengan baja tipis didalam lensa yang membentuk satu lubang. Lubang inilah yang disebut DIAFRAGMA, sedangkan angka-angka yang tertera pada gelang difragma adalah skala diafragma .
Diafragma terdiri atas sebuah cincin dari kepingan logam yang tumpang tindih . Jika cincin lubang yang melingkar diluar lensa ( gelang) di putar oleh pengambil gambar /pemotret, maka lempengan diafragma akan berayun memutar dan sebuah lubang terbuka ditengahnya. Semakin banyak cincin diputar semakin besar lubang yang terjadi. Sebuah lubang lensa / diafragma ditunjukan oleh angka f atau f stop – nya. Angka f dihitung dengan membagi panjang focus lensa dengan garis tengah lubangnya. Oleh sebab itu , sebuah lensa 50 mm mempunyai lubang 25 mm akan diatur ke f2. Lensa – lensa sejenis yang diatur pada f-stop yang sama akan memungkinkan sinar yang kira kira sama dilaluinya.
Besar kecilnya angka-angka skala difragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya lubang diafragma . Semakin besar angka skala diafragma semakin kecil lubang difraghma, demikian pula sebaliknya semakin kecil angka skala diafragma menunjukan semakin besar lubang diafragma.


Dengan mengatur besar kecilnya lubang diafragma berarti kita mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk lewat lensa.


Seandainya kita memotret sesuatu, sedang subyek kita tersebut cukup gelap, maka kita harus membuka lebar diafragma agar sinar yang masuk cukup untuk menyinari film yang ada dalam kamera. Sebaliknya kalau subyek kita terlalu terang , misalnya subyek dipotret disiang hari dengan sinar matahari yang langsung mengenainya, kita harus menutup lubang diafragma agar film tidak terlalu banyak kena sinar.


Bahan bacaan :

Graham, Ian, How It Works Series Cameras, Gloucester Press, Inggris , 1989


Hayward ARPS,Roy, The Craft of Photography. 1989


Rusmana ,Agus. Dasar-Dasar Fotografi, Armico Bandung , 1981


Soelarko,R.M, Prof.Dr. Fotografi, Bandung , 1987


Zulverdi,Ed, Mat Kodak, Graffiti Pers, Jakarta, 1989


Ardiansyah, Yulian, Tips & Trik Fotografi, Teori dan Aplikasi Belajar Fotografi, Grasindo, Jakarta, 2005.


Charpentier,Peter, Het Motief Voor Uw Foto (Motif untuk Foto Anda), Dahara Prize , Semarang, 1999.


Freininger, Andreas, The Complete Photographer,1999


Hedgecoe,John.The Photographer’s Handbook, Edbury Press, London,1985


Horton, Brian, Photojounalism Stylebook, The Associated Press,1990.


Makarios, Soekojo, Dasar Fotografi Digital,Pt.Prima Infosarana Media, 

Jakarta, 2007.

Griand Giwanda, Panduan Praktis Belajar Fotografi, Puspa Swara, Jkarta 2001.

0 komentar:

Posting Komentar